Skip to main content

Penulis: Redactie

Waktu untuk perspektif Maluku

Molo Uku – Legacy of a Golden Era (Warisan dari Masa Keemasan) adalah suatu buku komik yang menceritakan kedatangan VOC (‘Verenigde Oost-Indische Compagnie’, Persatuan Perusahaan Hindia Timur) di Maluku, dari sudut pandang Maluku. Berbagai unsur dari sejarah kami, yang pada dasarnya disebarkan secara lisan, dimasukkan ke dalam cerita fiksi ini: peristiwa yang benaran terjadi dan tokoh-tokoh yang merupakan suatu simbol untuk unsur-unsur dalam kebudayaan kami. Semua ini dengan alur cerita yang unik serta karya seni yang menakjubkan.

Tujuan dari buku komik ini adalah menginspirasi para pembaca untuk kepingin mengetahui sejarah mereka lebih dalam lagi. Dan juga untuk mengenali dan mengakui kesalahan-kesalahan yang dibuat pada saat itu serta belajar dari kesalahan tersebut, agar kami bisa menjadi lebih akrab. Akhirnya dengan demikian kami bisa membalik ‘halaman hitam’ (‘zwarte bladzijde’, suatu pribahasa yang menunjukkan suatu kejadiaan, peristiwa atau zaman dari dulu yang dikutuk pada saat ini) ini dari sejarah kami dan mengerjakan hal yang terpenting: “Memperbaiki dunia kita untuk semua orang yang mewarisinya dari kami – warisan kami.”

Tentang penulis:
Cara terbaik untuk menguraikan Erno Pickee adalah sebagai guru wirausaha. Dia mengajar secara wirausaha dan mengajar sambil berwirausaha. Ibunya adalah orang Maluku dan bapaknya adalah orang Belanda. Kehidupan bersama dan juga sengketa antara kedua rakyat tersebut hidup dalam dirinya. Oleh sebab itu dia berhasrat untuk menceritakan sudut pandang ini tentang VOC agar dia bisa meredakan sengketa tersebut dan menciptakan ruangan lebih luas untuk “bersama”. Dia berusaha melakukannya dengan mengingatkan pepatah berikut:

Tell you and you’ll forget
Show you and you will remember
Involve you and you’ll understand”

(“Kalau bercerita kepadamu, kamu akan lupa
Kalau menunjukkanmu, kamu akan ingat
Kalau melibatkanmu, kamu akan mengerti.”)

Intinya adalah menciptakan keterlibatan dan menimbulkan pertanyaan seperti: “Apakah betul-betul terjadi seperti itu?”, “kenapa sampai kami bisa membiarkan hal-hal ini terjadi?”, “kenapa saya tidak mengetahuinya?” dan sebagainya… Habis itu seorang bisa menyadari: “fiksi tidak akan pernah menjadi begitu keras seperti kenyataan.”. “Your legacy is someone else’s heritage.” (“Warisan kamu akan menjadi warisannya orang lain.”)

Informasi molouku.com